Tuesday, November 19, 2019

Selamat Tinggal KA Kalijaga, dari Subsidi Menjadi Komersil!

KA Kalijaga (tangkapan layar video adik saya :D)

Saya menulis catatan ini sudah agak telat karena sudah melakukan perjalanan menggunakan Kereta Kalijaga ke Semarang dari Solo pada tanggal 9 November 2019 dan langsung kembali ke Solo pada 10 November 2019. Di sini saya ingin membagikan pengalaman menyenangkan saya menggunakan moda transportasi murah meriah seharga Rp 10ribu ini, dan catatan tentang kekecewaan saya karena pada Desember 2019 KA ini akan dihapus :(.

Moda transportasi kereta api banyak dipilih oleh masyarakat karena selain cenderung tepat waktu dan bebas hambatan, juga harganya yang murah (khusus KA subsidi) dibanding dengan moda transportasi lain (seperti bis). Contohnya KA Kalijaga, sebuah rangkaian kereta dengan rute Stasiun Solo Balapan - Salem - Kedungjati - Brumbung - Semarang Tawang - Semarang Poncol. Melihat jalurnya, seharusnya kereta ini menjadi andalan bagi sebagian commuter Solo-Semarang karena jadwalnya yang lumayan enak (jam 5.20 dari Solo) dan jam 09.10 dari Semarang Tawang. Ya memang bagi orang yang bekerja sepertinya agak sulit ya karena jalurnya bukan melalui jalur industri/perkantoran, tapi bagi keluarga/pelajar/wisatawan tentu sangat nyaman dengan jadwal yang tersedia. Pun bagi wisatawan, dari arah Solo bila sampai Semarang bisa melancong berburu kuliner dan jalan tipis-tipis ke destinasi sekitar Semarang Tawang sebelum cek in di hotel pada siang hari, atau bertransportasi bus Trans Jateng yang haltenya tersedia di depan stasiun. Dari arah Semarang ke Solo pun masih sangat bisa cek in di hotel/penginapan tepat waktu karena KA Kalijaga tiba di Solo Balapan pada pukul 11.44.

Tangkapan layar aplikasi KAI Access untuk KA Kalijaga
KA Kalijaga saya beli tiketnya melalui aplikasi KAI Access dan menggunakan saldo dari LinkAja, sebuah dompet digital ala BUMN sehingga kerjasama dengan KAI disebut sebagai sinergi, yang sayangnya (sesuai berbagai komentar di grup-grup perkereta-apian) membuat pengguna kereta api mengalami kesulitan terutama bagi kalangan non-anak muda. Bagaimana tidak, untuk bisa menggunakan LinkAja kita harus download aplikasi, registrasi dengan nomer HP, dan isi saldo melalui berbagai channel yang tersedia. Setelah itu install aplikasi KAI Access, registrasi, baru bisa memesan online. Sebenarnya bisa sangat memudahkan jika KAI Access menyediakan opsi pembayaran dompet digital lain yang lebih populer dan lebih banyak penggunanya seperti Dana, Gopay, atau OVO Cash. Tapi yaaa..mungkin karena sinergi antar BUMN itu tadi, tapi kurang bersinergi dengan masyarakat penggunanya :/.

Nah, review sedikit ketika menaiki KA ini. Sampai di stasiun hanya tersisa 10 menit, saya menuju mesin cetak tiket. Berkali-kali scan barcode tapi tidak bisa tercetak. Bingung dan panik, begitu pula dua orang di samping saya yang juga bernasib sama. Usut punya usut, ternyata oh ternyata untuk kereta api lokal tidak perlu cetak tiket, hanya menunjukkan barcode di hape berikut kartu identitas kita kepada petugas penunggu pintu masuk peron. Begitu memasuki kereta, walaupun susunannya 3-2 tapi masih cukup nyaman untuk perjalanan selama dua jam tiga puluh menit lebih. AC mantul, dilengkapi kantong kresek tempat sampah, colokan charger dua, bagasi barang banyak, dan urusan perut teratasi dengan mondar-mandirnya pramugara-pramugari kereta menawarkan makan, minum, dan snack. Toiletnya pun cukup bersih, air, tisu, dan tempat sampah tersedia, buang hajat pun tidak menjadi masalah di kereta. Ketika saya melakukan perjalanan bersama keluarga kecil, saya lihat banyak penumpang yang membawa keluarga, dan dapat diartikan bila rangkaian tersebut ramah keluarga.

Namun kebahagiaan saya menemukan moda transportasi unggulan untuk ke Semarang menjadi terhenti saat membaca status Whatsapp adik saya, yang mengabarkan kalau KA Kalijaga akan dihentikan operasionalnya di bulan Desember. What? Dan, setelah jelajah sana-sini, pihak KAI menyarankan untuk menaiki KA Joglosemar yang setelah saya cek harganya...membuat menelan ludah. Ludah saya sendiri tentunya. Check this out:

Tarif KA Joglosemarkerto
(sumber: https://joglosemarnews.com/2018/11/ini-jadwal-dan-tarif-resmi-ka-joglosemarkerto-beroperasi-mulai-1-desember-2018/)
Berbeda tarif 40.000 rupiah per orang bung! Kalau berdua beda 80rb, bertiga 120rb! Akhirnya, rakyat kecil lagi yang jadi korban. Mungkin matematika penggede-penggede di atas menemukan data bahwa KA Kalijaga harus disuntik mati, subsidi diganti komersil yang lebih menghasilkan. Namanya BUMN haruslah menangguk untung, wajar. Hanya saja, saya cuma bisa berharap saat ini muncul pahlawan bernama bis yang menggunakan tol langsung dari Solo ke Semarang sehingga waktu tempuh terpangkas, karena sampai dengan beberapa minggu yang lalu saya bertanya kepada teman tentang bis tersebut, dan belum ada bis yang langsung tol dari Solo-Semarang. Artinya, perjalanan dengan bis akan menempuh waktu kurang lebih 3 sampai 4 jam.

Ya sudahlah...demikian saja curhat saya.

Sunday, November 17, 2019

Mengikuti Seminar Nasional Ilmu Sosial dan Politik FISIP UNS


Tanggal 16 November 2019 saya berkesempatan ikut kegiatan Seminar Nasional Ilmu Sosial dan Politik berjudul Media Baru & Wajah Masyarakat Pasca Revolusi Industri 4.0 bertempat di Sahid Jaya Hotel, Surakarta dengan keynote speaker Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kemenkominfo Prof. Dr. Widodo Muktiyo dan narasumber Dr. Rulli Nasrullah, M.Si (Dosen Prodi S2 Komunikasi dan Penyiaran UIN Syarif Hidayatullah), Aris Arif Mundayat, Ph.D (Dosen Prodi S2 Sosiologi UNS), dan Rino Ardhian N, S.Sos.,M.T.I.,Ph.D (Dosen Prodi S2 Administrasi Publik UNS). Materinya menarik yaitu mengenai Media Baru & Wajah Masyarakat Pasca Revolusi Industri 4.0 (iyalahh sesuai judul seminar wkwk). Tetapi menurut saya, magnet penariknya bukan dari judul, tapi mengenai bagaimana sebuah seminar nasional secara akademik digelar, karena nantinya akan berpengaruh langsung terhadap proses studi saya.

Sebagai catatan, di UNS tempat saya menuntut ilmu, syarat untuk bisa lulus program S2 adalah harus bisa menyelesaikan tesis, plus menerbitkan jurnal (walau tidak tertulis harus derajatnya seperti apa tapi paling tidak berkelas Sinta 2), plus menerbitkan artikel prosiding seminar, plus tambahan bagi awardee beasiswa Kominfo yaitu menerbitkan jurnal internal Kemenkominfo. Nah prosiding inilah yang masih menjadi misteri saat saya mendaftar seminar dengan tarif 150rb dan fasilitas materi, makan siang dan coffee break, seminar kit, dan sertifikat itu.

Bagaimana cara menyumbang artikel di prosiding sepertinya sudah mengerti prosesnya (karena tinggal mensubmit artikel dan koordinasi dengan panitia). Pertanyaan selanjutnya, bagaimana jika sudah diterima dan akan diterbitkan ke dalam prosiding? Di tanggal 16 November 2019 itu saya dan beberapa teman seangkatan mendapat jawabannya. Jadi, setelah karya kita dijadikan satu dengan karya peserta lain dalam satu buku prosiding, maka setelah seminar berlangsung (setelah makan siang) akan diadakan sesi paralel. Sesi ini terbagi ke dalam beberapa ruangan, sesuai dengan jumlah peserta yang mensubmit artikelnya. Kalau tidak salah kemarin ada 25 artikel yang dibagi ke dalam 3 ruangan. Di ruangan ini, masing-masing peserta mempresentasikan artikelnya dan melakukan tanya jawab di kelas tersebut. Setelah sesi paralel selesai, semua peserta berkumpul untuk diumumkan tentang best presenter dan best paper.

Saya dan teman-teman S2 Ilkom UNS angkatan 2019 :D

Sejujurnya, melihat beberapa artikel pada dokumen prosiding saya optimis untuk bisa memenuhi syarat kelulusan khusus menerbitkan artikel prosiding ini karena sejak awal kami (mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi UNS) seperti sudah dikondisikan untuk membuat berbagai macam karya ilmiah, tergantung mata kuliah yang kami ambil. Manajemen Humas, Komunikasi Organisasi, Metode Penelitian Kualitatif, Metode Penelitian Kuantitatif, dan Teori dan Perspektif Komunikasi adalah mata kuliah kami pada semester I dan  kami telah ditempa untuk membuat paper/artikel sesuai dengan tugas masing-masing dosen. Sepertinya di seminar berikutnya saya akan mencoba tes ombak untuk ikut menyumbang artikel prosiding, dengan menggunakan metode yang mudah dulu saja, dan berpartner dengan teman lain biar tidak pusing sendirian :D.

Mudah-mudahan kami diberikan kelancaran, dan tentu keberkahan dalam proses menuntut ilmu ini. Amiiin.

Oya, berikut link dokumen prosiding dan materi paparan narasumbernya:

Prosiding Seminar:
https://drive.google.com/file/d/1IPj19-sve0-fF9mxeGzPZb4NIdyCLrcl/view

Materi Seminar:
https://drive.google.com/drive/folders/1Yz2VfYhXlTp7v5AxHm5jWWrkw7LWYscD

Wednesday, November 13, 2019

Selamat untuk Animasi Nopal 5 Juta Subscriber!


Susurepris! Luar biasa, animasi absurd dengan karakter dan pengisi suara yang ajaib ini mencapai jumlah subscriber yang susurepris alias surprise alias mengejutkan, 5 juta akun Youtube! Konten original semacam Animasi Nopal ini tentu menjadi angin segar setelah Calon Sarjana dengan konten-konten yang membuat miris (karena tinggal translate, potong sana sini, tambahkan voice Indonesia, dan capture thumbnail orang lain lantas diupload) mencuat dengan kasus versus Youtuber luar negeri dan menyadarkan kita akan sulitnya membuat konten Youtube yang bukan cuma bermanfaat, tapi juga berciri khas dan ori bukan kaleng-kaleng. Kekocakan Si Nopal, Cute Girl, ayah, ibu, dan karakter-karakter lain dipadu dengan racikan cerita Naufal Faridurrazak dan adiknya membuat kesegaran animasi ini sangat ditunggu-tunggu tiap episodenya oleh penggemar.

Perkenalan saya dengan Animasi Nopal memang cukup telat, karena konon katanya mereka sebelumnya sudah manggung di Instagram dengan komik strip dan animasi pendeknya, dan kemudian melebarkan sayap ke Youtube. Tak dinyana tak diduga, animasi ini mendapat sambutan gegap gempita bahkan sampai ke negeri jiran. Melihat berbagai komen netizen di video berjudul "Kartun Lucu - Lagu Libur Sekolah!!!", bahkan menjadikan lagu tersebut menjadi semacam lagu wajib bagi para anak pra-kerja saat menyambut libur. Libur libur libur mantap jiwaaa... Dan ujung-ujungnya 25 juta viewer!

Bagi saya, salah satu episode terlucu Animasi Nopal yaitu Keluarga Si Nopal Jadi Superhero Indonesia (Animasi Spesial), karena selain durasinya cukup lama, namun sangat segar dengan plesetan perwujudan superhero aseli Indonesia yaitu Gundala, Aquanus, Si Buta dari Goa Hantu, Dewi Api.

Semoga dengan suksesnya Animasi Nopal membuat konten kreator (YANG ORIGINAL bukan YANG JIPLAK dong) tumbuh subur, dan mengisi kekosongan (hati) para Youtuber yang jenuh dengan sajian konten ala Rans Entertainment, Halilintar dkk, gamer, dan (bagi sebagian orang) konten reliji.

Demikian!

Tuesday, November 12, 2019

Catatan Promo 11.11 Big Sale 2019 di Shopee


Tanggal 11 November 2019 kemarin menjadi hari yang dinanti-nanti oleh netizen dengan minat khusus shopping online. Kaum pemburu barang receh, buyer kelas menengah, dan sultan alias tengkulak berupaya menarik keuntungan semaksimal mungkin dari berbagai platform online yang berpartisipasi pada event tahunan tersebut. Saya mencatat ada beberapa lapak yang menjadi cahaya tinggi atau highlight kemarin, di antaranya Shopee, Lazada, Shopback, dan Dana. Lainnya sepertinya tidak sejor-joran mereka. Dari keempat pemain saya hanya (ingin) berburu di Shopee saja mengingat pembagian cashback yang cukup jor-joran dan harga-harga yang cukup menggiurkan. Kenapa menggiurkan? Karena saya sering mendapat harga-harga tidak masuk akal untuk sebuah produk. Bayangkan kita bisa membeli sebungkus Indomie, atau seutas kabel charger, sebuah card reader, atau pernak-pernik impor dari China dengan harga 99 rupiah saja. Plus ditambah free ongkir minimal belanja 0 rupiah up to 20ribu membuat siapapun berpotensi kalap belanja.

Salah satu screenshot akun pemburu promo 11.11 (bukan akun saya yaaa)

Melihat hasil belanjaan saya kemarin, sepertinya saya masuk kepada buyer kelas menengah karena hampir tidak ada barang receh 99 rupiah yang saya beli. Kebanyakan kebutuhan sehari-hari untuk rumah tangga (seperti sembako, makanan, minuman, alat-alat kebersihan rumah) dan anak saya (popok). Ya anggap saja investasi jangka pendek dengan return yang sangat besar (karena bila dipotong dengan koin Shopee - sebuah mekanisme hasil cashback ala Shopee - plus voucher maka hasilnya adalah sangat menguntungkan hampir 50%). Jadilah saya seperti emak-emak pengincar diskonan gede di lapak offline, bedanya saya hanya diam di rumah dan tidak pakai daster.

Sultan pemburu promo 11.11 (apalagi ini, bukan akun saya)
Sebenarnya di Shopee fenomena tanggal-bulan-tahun cantik dan dijadikan dalih untuk mengadakan promosi atau bakar duit besar-besaran di semester kedua 2019 ini saya catat sudah dari bulan September kemarin, dengan program bernama 9.9, kemudian 10.10, November ini menggunakan nama 11.11, dan sepertinya di Desember besok memakai nama 12.12 (ya iyalah). Hanya dari bulan ke bulan sepertinya pola promosinya sama, dengan menggunakan mantra "free ongkir" dan "voucher cashback" menjadi jalan ampuh menarik netizen-netizen penasaran.

Di 11.11 ini Shopee menggunakan cashback 111% up to 20ribu plus voucher cashback 50% up to 25rb pada berbagai kategori menjadi awal pembuka tanggal 11 November, diikuti dengan berbagai voucher free ongkir dan voucher cashback yang dibagi per periode jam tertentu. Dari jam 00.01 sampai voucher terakhir kalau tidak salah dibagikan jam 22.30 WIB. Alhasil, dengan kekuatan dana seadanya saya meminang beberapa barang dengan nominal yang cukup lumayan :D.

Menurut saya, alangkah amat sangat ruginya jikalau fenomena bakar duit ini kita tidak ambil kesempatan untuk menjadi penjual online juga karena bila ditekuni maka hasilnya akan lumayan besar (bila modalnya besar :D). Didukung berbagai marketplace dengan dukungan dana melimpah, bukan saatnya lagi kita menjadi konsumen, sekali-kali coba jualan online tentu tidak ada salahnya. Paling tidak bisa kita masukkan ke CV kita :D.

Demikian.

Wednesday, November 6, 2019

Catatan Singkat Perjalanan ke Taman Satwa Taru Jurug


Karena judulnya catatan singkat maka saya langsung saja ya :D. Hari Senin tanggal 4 November 2019 kemarin saya berkesempatan untuk mengunjungi hewan-hewan yang terpenjara dalam kandang di kebun binatang bernama lengkap Taman Satwa Taru Jurug, Surakarta. Lokasinya sangat dekat dengan kampus UNS, tidak sampai 5 menit jalan kaki, walaupun saya ke sana tidak perlu ke UNS dulu dan tidak juga berjalan kaki.

Sekitar tahun 2006-2008 saya dua kali berkunjung ke Jurug bersama teman dan saudara, dan setelah lulus kuliah hanya beberapa kali bersinggungan dengan Jurug melalui media. Saat itu impresi yang saya dapatkan adalah: kasihan hewannya. Karena yang saya baca di media tak jauh-jauh dari berita tentang kematian satwa, dengan ditambahkan keterangan mengenai kekurang-layakan tempat tersebut. Dan sepengelihatan saya dulu juga kurang lebih sama, kandang tak terurus, hewan kurus, tapi sepertinya pengurus jalan terus (apasih...).

Singkat cerita di catatan singkat saya, saat mengunjungi Jurug kesekian kalinya setelah kurang lebih 10 tahun, saya agak sedikit takjub dengan perkembangan kebun binatang Jurug.

Harga Tiket Masuk Taman Satwa Taru Jurug Diskon 50%
Pertama, sistem pembeliannya menunjukkan kemajuan berarti karena bisa dipesan lewat Traveloka, dengan sistem scan barcode ketika di pintu masuk. Nyaman, tidak perlu antri. Kedua, pembayaran tiketnya bisa dikorting menjadi setengah harga cukup dengan menggunakan kartu BPJS Ketenagakerjaan/BPJS Kesehatan/KIS.

Ketiga, humas dari Taman Satwa Taru Jurug agak aktif dan responsif, setidaknya saya melihat dari review di Google Place (walaupun hanya sedikit sekali responnya dari sekian banyak komentar ✌) tapi yaa namanya milik Pemkot kalau ada respon sedikit tetap amazed hehe. Selain itu saya pernah melihat posting di grup Facebook Info Cegatan Solo dan Sekitarnya terkait Jurug, admin sosmednya langsung tanggap dalam menjawab pertanyaan member ybs. Yaa lumayan lhaa.

Keempat, pembangunan wahana dan kandang baru yang diharapkan bisa membuat Jurug semakin meriah dan kunjungable. Sepengamatan singkat saya kemarin ada sekitar tiga wahana (boom boom car, theme park, satu lagi lupa) dan satu kandang kuda nil. Kelima, tempat duduk tersedia di mana-mana, lumayan banget untuk beristirahat dan bercengkrama di antara hewan-hewan. Selain itu tempat sampah juga lumayan banyak tersebar.

Kuda poni yang entah mengapa seperti dalam mode freeze
Hanya saja, sayangnya saya secara subjektif melihat kondisi hewan seperti kurang bergairah :D. Entahlah, mungkin karena pembanding saya dengan kebun binatang Ragunan Jakarta dan Gembira Loka di Jogja. Apalagi bila kita berkunjung di weekday, sudah suasana sepi pengunjung, pedagang banyak yang tutup, hewannya juga kurang bergairah hehe. Ada lagi yang mungkin jadi catatan, awalnya saya mengira bus wisata/kereta kelinci yang kita bisa naik di dalam dengan membayar 5rb untuk sekali perjalanan adalah alternatif lain dalam menikmati Jurug, dengan mengunjungi berbagai lokasi kandang hewan dan tempat atraksi (macam di Taman Safari Bogor), tapi ternyata tidak. Bus wisata dan kereta kelinci hanya sekedar mengantarkan kita ke titik di mana kandang-kandang hewan berada.

Catatan lain, karena weekday adalah saat-saat sepi kunjungan jadi tempat souvenir dan tempat jajan banyak yang tutup sehingga tampak kurang rapih dan kurang meriah. Apalagi, seperti sebuah review di Google Place katakan, jumlah tempat sovenir dan jajan sangat banyak sehingga lebih terlihat seperti pasar malam tapi ada di siang hari, di mana banyak kios-kios yang tutup. Ya tidak begitu masalah sih, hanya saja agak jomplang dengan kesan warna-warni dibangun oleh pengelola Jurug.

Tentang berbagai pembangunan di Jurug berefek samping pada kurang rapihnya kondisi di dalam kebun binatang. Material-material bangunan, pekerja, dan motor-motor pekerja yang seliweran beberapa kali saya temui saat menikmati Jurug. Ah iya satu lagi, saya heran mengapa harga weekday dan weekend dihilangkan, jadi hanya ada satu harga. Padahal sepertinya saya pernah Googling di 2019 ini ada dua harga tiket masuk yaitu 15rb di weekday dan 20rb di weekend, tapi begitu sampai ke counter tiket hanya ada satu harga yaitu 20rb untuk satu orang. Ya kalau pakai BPJS lumayan hemat karena diskon 50%, tapi kalau tidak ada diskon lumayan mikir-mikir lagi...

Terlepas dari berbagai catatan saya di atas, ternyata Taman Satwa Taru Jurug ini memang terbukti berjalan ke arah yang benar karena berbagai pembenahan dan pembangunannya. Bisa dilihat dari naiknya keuntungan perusahaan sebagai berikut:
Tahun 2015: 223 juta
Tahun 2016 234 juta
Tahun 2017 1,081 miliar
Tahun 2018 1,487 miliar
(Sumber: DI SINI)

So, mudah-mudahan tempat rekreasi kebanggaan warga Solo (dan penyumbang devisa lumayan :D) ini bisa makin berkembang dan bisa dinikmati oleh berbagai kalangan dan berimbas positif pada kunjungan wisatawan (yang sudah hampir pasti wisatawan lokal). Amiin.

Sunday, November 3, 2019

5 Barang Receh yang (Ternyata) Penting Menurut Saya

Berawal dari pindahnya kami (saya, istri, dan anak) ke (((kehidupan))) baru di Solo dan diiringi oleh datangnya berbagai kebutuhan tertentu yang hanya bisa dipenuhi oleh barang tertentu, maka kami baru menyadari pentingnya keberadaan 5 barang receh yang ternyata penting (menurut saya).

Berikut ini listnya:

1. Tirai Magnet

Awalnya saat berselancar di portal ecommerce, saya heran dengan banyaknya tirai magnet yang dibeli oleh netizen Indonesia. Melihat dari bentuknya maka saya berfikir tentang keribetan yang menyertai pemakaiannya. Tapi, di lingkungan baru kami yang memiliki populasi nyamuk yang nauzubillah banyaknya (serius banyak!!), kehadiran tirai magnet ternyata sangat ampuh untuk melakukan zonasi dan memblokir akses masuk ke wilayah vital. Alhasil, saat ini telah terpasang 4 tirai magnet di 4 pintu/akses masuk di rumah kontrakan saya :D.

2. Raket/setruman nyamuk

Barang ini mengikuti barang nomor 1, dengan asumsi setelah nyamuk kita zoning maka tinggal dilakukan pembersihan sehingga hasil akhirnya adalah area bebas nyamuk. Mengingat karakteristik tiap merk raket nyamuk yang berbeda, hasilnya saya memiliki dua buah raket nyamuk. Yang satu hasil setrumnya sangat mantap, sekali setrum nyamuk kaku dan tidak bisa terbang lagi,tapi agak boros baterai. Sedangkan yang satu lagi sepertinya hanya membuat nyamuk kejang-kejang dan pingsan tapi seringkali bisa terbang lagi, tapi hemat baterai.

3. Meja lipat dinding

Keterbatasan barang-barang yang disediakan oleh pemilik kontrakan, dan terbatasnya dana yang dimiliki, membuat saya harus berfikir tentang bagaimana caranya mengerjakan tugas di laptop dengan aman dan nyaman. Aman dari anak saya yang masih balita, dan nyaman dalam melakukan pengetikan. Awalnya saya menggunakan meja lipat anak-anak untuk membuat tugas-tugas kuliah, tapi rasanya pegal sekali karena mengerjakan dengan menunduk dan kaki terlipat. Setelah browsing-browsing sedikit, terdapatlah satu barang yang dapat menjadi solusi permasalahan saya, yaitu meja lipat dinding. Bentuknya simpel, cara memasang mudah, harganya lumayan murah, dan hemat tempat. Alhasil terpasanglah meja lipat dinding di ruang tamu rumah dan benar-benar solutif atas kebutuhan saya :D

4. Karpet Spons/karet/plastik

Jarang sekali rumah kontrakan yang menyediakan secara full furnish/perabotan lengkap. Kontrakan saya alhamdulillah menyediakan dua buah kasur, kursi dan meja makan, kompor berikut gas, dan ember. Tentu masih banyak sekali barang-barang yang harus kami sediakan sendiri, termasuk di ruang tamu/keluarga yang krusial karena banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan bila kedatangan tamu. Beli kursi dan meja tamu? Out of budget dan ribet nanti bila harus kembali ke daerah asal. Akhirnya sesuai dengan pengamatan kami pada beberapa rumah saudara, jadilah sebuah keputusan untuk membeli karpet spons/karet/plastik dan menerapkan pola hidup lesehan style di ruang tamu/keluarga :D. Murah, portable, dan cukup lah dalam menjawab kebutuhan kami untuk duduk-duduk di ruang tamu/keluarga.

5. Alat pel otomatis

Awalnya saya cukup skeptis dengan alat pel otomatis (alat pel yang bisa otomatis memeras air) ini, karena menganggap alat pel tradisional dan konvensional sudah lebih dari cukup untuk melakukan operasi pembersihan terhadap lantai. Tapi begitu istri saya ngotot untuk membeli dan memberi argumen dapat menghasilkan efisiensi tenaga dan waktu yang lumayan signifikan, akhirnya saya luluh dan mengabulkan keinginan istri dengan mengeluarkan biaya yang lumayan :D. Setelah saya gunakan, saya pun menyadari bahwa teknologi semacam ini memang perlu digunakan untuk mengupgrade kualitas hidup kita (halah!).

Sebenarnya ada beberapa barang lagi yang sangat penting bagi hajat hidup kami (seperti lemari drawer, keranjang baju kotor, plastik sampah, celemek, kelambu, dll) tapi sepertinya cukup 5 barang saja dulu.

Sekian posting receh tentang barang receh dari saya yang receh :D

Saturday, November 2, 2019

Menelusuri Logo Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia di Google

Iseng-iseng terlintas di pikiran tentang penggunaan logo Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia yang seringkali masih sering salah digunakan oleh berbagai pihak. Padahal di tahun 2017 Kementerian Pariwisata (melalui Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara) telah mengadakan Sosialisasi Branding Pesona Indonesia di 33 provinsi di Indonesia yang mengundang berbagai stakeholder terkait (contoh beritanya di SINI, SINI, SINI, dan SINI).

Namun, logo Pesona Indonesia (dan Wonderful Indonesia) yang memang telah mengalami beberapa perubahan kecil masih kerap digunakan dalam bentuk yang salah. Sebagai bukti simpelnya, saya mencoba melakukan Googling dengan empat buah kata kunci, yaitu "Pesona Indonesia", "Wonderful Indonesia", "Logo Pesona Indonesia", dan "Logo Wonderful Indonesia".

Dannn ini dia hasilnya (klik untuk memperbesar gambar ya :D):

Menggunakan keyword "Logo Pesona Indonesia"

Menggunakan keyword "Logo Wonderful Indonesia"

Menggunakan keyword "Pesona Indonesia"

Menggunakan keyword "Wonderful Indonesia"

Bisa dilihat, dari empat keyword ini masih sangat banyak sekali kesalahan pemakaian logo, dan kalau di logika, pantas saja masih banyak yang salah menggunakan logo Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia, karena pasti banyak pihak yang mengandalkan kekuatan Google untuk mencari sesuatu :D

Walaupun saat ini telah ganti menteri (:D), tapi mudah-mudahan hal kecil tapi mengganjal ini dapat diatasi (meski sulit karena sepertinya bukan prioritas :D).

Demikian sekilas info.