
Karena judulnya catatan singkat maka saya langsung saja ya :D. Hari Senin tanggal 4 November 2019 kemarin saya berkesempatan untuk mengunjungi hewan-hewan yang terpenjara dalam kandang di kebun binatang bernama lengkap Taman Satwa Taru Jurug, Surakarta. Lokasinya sangat dekat dengan kampus UNS, tidak sampai 5 menit jalan kaki, walaupun saya ke sana tidak perlu ke UNS dulu dan tidak juga berjalan kaki.
Sekitar tahun 2006-2008 saya dua kali berkunjung ke Jurug bersama teman dan saudara, dan setelah lulus kuliah hanya beberapa kali bersinggungan dengan Jurug melalui media. Saat itu impresi yang saya dapatkan adalah: kasihan hewannya. Karena yang saya baca di media tak jauh-jauh dari berita tentang kematian satwa, dengan ditambahkan keterangan mengenai kekurang-layakan tempat tersebut. Dan sepengelihatan saya dulu juga kurang lebih sama, kandang tak terurus, hewan kurus, tapi sepertinya pengurus jalan terus (apasih...).
Singkat cerita di catatan singkat saya, saat mengunjungi Jurug kesekian kalinya setelah kurang lebih 10 tahun, saya agak sedikit takjub dengan perkembangan kebun binatang Jurug.
![]() |
Harga Tiket Masuk Taman Satwa Taru Jurug Diskon 50% |
Ketiga, humas dari Taman Satwa Taru Jurug agak aktif dan responsif, setidaknya saya melihat dari review di Google Place (walaupun hanya sedikit sekali responnya dari sekian banyak komentar ✌) tapi yaa namanya milik Pemkot kalau ada respon sedikit tetap amazed hehe. Selain itu saya pernah melihat posting di grup Facebook Info Cegatan Solo dan Sekitarnya terkait Jurug, admin sosmednya langsung tanggap dalam menjawab pertanyaan member ybs. Yaa lumayan lhaa.
Keempat, pembangunan wahana dan kandang baru yang diharapkan bisa membuat Jurug semakin meriah dan kunjungable. Sepengamatan singkat saya kemarin ada sekitar tiga wahana (boom boom car, theme park, satu lagi lupa) dan satu kandang kuda nil. Kelima, tempat duduk tersedia di mana-mana, lumayan banget untuk beristirahat dan bercengkrama di antara hewan-hewan. Selain itu tempat sampah juga lumayan banyak tersebar.
![]() |
Kuda poni yang entah mengapa seperti dalam mode freeze |
Catatan lain, karena weekday adalah saat-saat sepi kunjungan jadi tempat souvenir dan tempat jajan banyak yang tutup sehingga tampak kurang rapih dan kurang meriah. Apalagi, seperti sebuah review di Google Place katakan, jumlah tempat sovenir dan jajan sangat banyak sehingga lebih terlihat seperti pasar malam tapi ada di siang hari, di mana banyak kios-kios yang tutup. Ya tidak begitu masalah sih, hanya saja agak jomplang dengan kesan warna-warni dibangun oleh pengelola Jurug.
Tentang berbagai pembangunan di Jurug berefek samping pada kurang rapihnya kondisi di dalam kebun binatang. Material-material bangunan, pekerja, dan motor-motor pekerja yang seliweran beberapa kali saya temui saat menikmati Jurug. Ah iya satu lagi, saya heran mengapa harga weekday dan weekend dihilangkan, jadi hanya ada satu harga. Padahal sepertinya saya pernah Googling di 2019 ini ada dua harga tiket masuk yaitu 15rb di weekday dan 20rb di weekend, tapi begitu sampai ke counter tiket hanya ada satu harga yaitu 20rb untuk satu orang. Ya kalau pakai BPJS lumayan hemat karena diskon 50%, tapi kalau tidak ada diskon lumayan mikir-mikir lagi...
Terlepas dari berbagai catatan saya di atas, ternyata Taman Satwa Taru Jurug ini memang terbukti berjalan ke arah yang benar karena berbagai pembenahan dan pembangunannya. Bisa dilihat dari naiknya keuntungan perusahaan sebagai berikut:
Tahun 2015: 223 juta
Tahun 2016 234 juta
Tahun 2017 1,081 miliar
Tahun 2018 1,487 miliar
(Sumber: DI SINI)
So, mudah-mudahan tempat rekreasi kebanggaan warga Solo (dan penyumbang devisa lumayan :D) ini bisa makin berkembang dan bisa dinikmati oleh berbagai kalangan dan berimbas positif pada kunjungan wisatawan (yang sudah hampir pasti wisatawan lokal). Amiin.
No comments:
Post a Comment