
Tanggal 25 Juli 2022 kemarin Nida berulang tahun keempat. Semakin lucu, cerdas, banyak tingkah (positif), dan menurut saya perlu untuk disikapi dengan tepat.
Contoh kecil, ketika dia sedang bersandiwara menjadi seorang pemadam kebakaran (karena sedang senang menonton serial kartun Baby Bus episode pemadam kebakaran). Saya harus bisa mengimbangi dengan memanggil dia Nida Pemadam, dan seakan-akan menganggap dia seorang pemadam yang handal, kemudian berpura-pura terdapat satu kebakaran di suatu tempat tertentu lalu meminta bantuan Nida Pemadam.
Berbagai kelucuan, kebahagiaan, kekesalan (saat dia ngambek), sampai kepada kekhawatiran mengenai pola asuh saya sebagai bapak menjadikan diri ini seakan memerlukan tambahan asupan ilmu parenting yang baik dan harus makin berkembang. Di satu sisi, saya merasa perlu mendapatkan ilmu-ilmu baru, tapi di sisi lain ada pemikiran saya yang menganggap bahwa di usia inilah diperlukan satu bimbingan lain dari pihak eksternal agar Nida makin bisa berkembang, terutama dalam hal interaksi dengan orang lain. Sejak kecil dia sudah dibiasakan untuk hal-hal yang baik, seperti shalat, berdoa dalam tiap kesempatan, menggunakan tiga kata sakti (maaf, terimakasih, tolong), membatasi tontonan dan gadget, serta perilaku lain yang alhamdulillah mendapat dukungan dari video-video yang kami memang filter khusus untuk dia seperti tayangan Riko the Series, Nussa Rara, hingga kartun buatan barat seperti Baby Bus, Cocomelon, dll yang mengajarkan adab-adab dalam berperilaku. Nah di usia 4 tahun inilah menurut saya cocok untuk mulai menunjukkan eksistensinya pada dunia di sekitar.
Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan dengan ibunya, saya berkeputusan untuk melibatkan "orang ketiga" dalam pengasuhan Nida. Dengan kata lain, dia saya masukkan ke PAUD dekat rumah, yang telah melalui beberapa seleksi sederhana seperti dekat dari tempat tinggal, mengajarkan tentang keislaman, dan mengenal staf-staf pengajarnya. Bahkan istri saya sempat observasi dengan mengajak Nida langsung untuk mencoba bersekolah di dua tempat berbeda. Menariknya, setelah observasi tersebut kami menanyakan langsung kepada Nida tentang pilihannya untuk bersekolah di mana dan mendapat jawaban sama dengan Ibunya. Jadilah akhirnya Nida bersekolah PAUD, yang memecahkan sedikit masalah mengenai kekhawatiran saya dalam pendidikan Nida yang semakin beranjak besar dan pintar.
Nida anakku, jadilah anak shalihah dan berbakti, meski dengan berbagai kekurangan kami sebagai orangtuamu. Bertumbuh besarlah dengan bahagia, hadapi dunia bersama kami yang insyaAllah sekuat tenaga akan mendukungmu. Semoga Allah SWT memberkahi dan memberikan kelancaran. Amin.